10 Mei 2010

Wawancara Seru Ahmadinejad Soal Usamah bin Ladin

Awal pekan ini, Presiden Iran, Mahmud Ahmadinejad diundang stasiun televisi ABC untuk diwawancarai dalam program Good Morning America. Wawancara itu mencakup isu tentang program nuklir Iran, sanksi PBB, Menlu AS Hillary Clinton, kondisi politik Iran, juga keberadaan Usamah bin Ladin. Berikut adalah transkrip lengkap wawancara yang menyangkut isu Usamah bin Ladin. Acara tersebut dipandu oleh George Stephanopoulos.

Stepanopoulos: Ada dokumen terbaru yang menyatakan bahwa Usamah bin Ladin berada di Teheran. Salah satu nama yang disebut dalam dokumen itu adalah Alan Parrot yang mengaku berkali-kali bicara dengan Usamah sejak tahun 2003. Benarkah Usamah ada di Teheran?

Ahmadinejad: Pertanyaan Anda menggelikan.

Stepanopoulos: Mengapa

Ahmadinejad: Pemerintah Amerika Serikat (AS) sudah menginvasi Afghanistan untuk menahan bin Ladin. Artinya mungkin mereka tahu di mana bin Ladin berada. Kalo mereka tidak tahu keberadaanya, mengapa harus menginvasi? Bukankah kita tahu intelijen?

Stepanopoulos: Saya pikir, kalu tahu, mereka sudah bisa menemukannya. Mereka bisa menangkapnya.

Ahmadinejad: Pertama, mereka harus berusaha dulu untuk menemukan keberadaanya, barulah menginvasi. Siapa pun yang tidak tahu keberadaannya tapi kemudian langsung menginvasi sebuah negara, apa ini masuk akal? Apakah Anda pikir ini masuk akal?

Stepanopoulos: Apa yang saya pikir adalah Anda tidak menjawab pertanyaan saya. Apakah dia ada di Teheran atau tidak?

Ahmadinejad: Posisi kami sangat jelas. Beberapa wartawan sudah mengatakan bin Ladin berada di Iran. Kalimat ini tidak punya nilai hukum. Posisi kami terhadap Afghanistan dan perlawanan terhadap terorisme sangatlah jelas.

Stepanopoulos: Tapi ini benar atau tidak?

Ahmadinejad: Mungkin Anda tahu. Saya tidak tahu.

Stepanopoulos: Saya tanya Anda. Anda adalah presiden Iran.

Ahmadinejad: Saya tidak tahu, Anda sudah menyiarkan berita yang sangat aneh.

Stepanopoulos: Izinkan saya bertanya dengan cara lain. Jika Anda tidak tahu Usamah bin Ladin di Teheran, akankah Anda menerimanya? Ataukah menghalaunya? Ataukah Anda akan menangkapnya?

Ahmadinejad: Saya malah mendengar bahwa Usamah bin Ladin ada di Washington DC.

Stepanopoulos: Oh tidak.

Ahmadinejad: Iya. Dia ada di sana, soalnya dia dulu adalah partnernya Mr Bush. Mereka telah berkolega di masa lalu. Anda tahu itu. Mereka juga bisnis minyak bersama, mereka bekerja sama. Bin Ladin tidak pernah bekerja sama dengan Iran, tapi dia kerja sama dengan Mr Bush.

Stepanopoulos: Saya akan tanya satu lagi, lalu silakan pergi. Jika Anda tahu Usamah bin Ladin ada di Teheran, tapi Anda katakan tidak. Tapi jika Anda tahu, akankah Anda menghalaunya, menangkapnya, atau justru menerimanya?

Ahmadinejad: Perbatasan kita, perbatasan kita adalah tertutup dan tidak bisa seenaknya dimasuki. Siapapun, baik itu tiga orang pendaki asal AS atau Usamah bin Ladin, atau juga orang lain. Perbatasan kami tertutup, dan posisi kami sangat jelas.

Saya agak terkejut untuk melihat kehidupan hari-hari Anda yang hanya mendasarkan pada berita. Saya perhatikan pemerintah AS juga menempatkan posisinya berdasar berita. Jika ini benar, sungguh disayangkan. Berita haruslah akurat dan bisa dipertanggungjawabkan. Jika seperti ini bisa mengganggu hubungan antarnegara. Ini contohnya, apakah pemerintah AS tahu soal lokasi bin Ladin? Dan Anda kayakan tidak, mereka akan menemukannya. Baiklah, jadi pertama harusnya ditemukan dulu lokasinya.

Stepanopoulos: Mereka kehilangan jejak.

Ahmadinejad: dan untuk menemukannya mereka menginvasi Afghanistan. Pertama, mereka harus menemukan lokasinya dulu, barulah menginvasi. Ini seperti hakim yang menahan seseorang, barulah dicari bukti-buktinya.

Stepanopoulos: Tapi Anda membantahnya bahwa dia sekarang di Teheran?

Ahmadinejad: Yakinlah dia di Washington. Saya pikir dia berpeluang besar ada di sana

Stepanopoulos: Saya tidak setuju, terima kasih atas waktunya Mr Presiden.

(republika.co.id, 7/5/2010)

25 Januari 2010

Mahathir: Dunia Bungkam Soal Tragedi 11 September

GEORGE TOWN - Mantan perdana menteri Malaysia, Dr Mahathir Mohamad, membantah klaim bahwa ia berusaha untuk membangkitkan sentimen anti-Kristen dengan mengatakan bahwa serangan 11 September 2001 terhadap World Trade Centre di New York adalah bertahap. Ia balik menuduh ada kelompok orang yang berpikir bahwa ia berusaha untuk memicu sentimen anti-Kristen dengan komentarnya.


“Apa yang saya peroleh dari publisitas semacam ini? Saya tidak akan mencalonkan diri sebagai perdana menteri lagi,” katanya kepada wartawan setelah menghadiri sebuah makan malam yang diselenggarakan oleh Masyarakat Praktisi Kedokteran Penang.

Dalam sebuah posting blog, Dr Mahathir mengatakan ia telah menyaksikan tiga jam video yang menunjukkan serangan yang memicu genderang perang Amerika Serikat terhadap kelompok-kelompok Muslim fundamentalis itu. Menurutnya, World Trade Centre dan gedung-gedung sekitarnya runtuh karena sebuah ‘pekerjaan pembongkaran’.

“Banyak orang di Amerika, yang akan memecat para apologis sebagai teori konspirasi, mempertanyakan apakah menara-menara runtuh karena pesawat menabrak mereka atau sesuatu yang lain yang menyebabkannya ambruk,” tulisnya. Menurutnya, gambar yang dikumpulkan dari berbagai media menunjukkan ciri-ciri khas tertentu. “Jika anda telah melihat selama tiga jam video, yang didistribusikan secara luas, Anda akan yakin dengan hal itu.”

Menurutnya, selama ini warga dunia bungkam mengenai hal ini dan takut mengatakan aspek politis dari Tragedi 11 September, apalagi untuk mengatakan pemerintah negara yang sangat kuat melakukan sesuatu yang salah. “Jangan lupa, mereka bahkan berbohong untuk pergi berperang,” katanya. (republika.co.id, 25/1/2010)